Senin, 23 November 2015
PEMELIHARAAN ARSIP
PEMELIHARAAN
ARSIP
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Manajemen Kearsipan
yang dibina oleh Ibu Lifa Farida P,
M.Pd
Disusun Oleh :
Fachrul
Elsa Septian (140412606548)
Fransiska
Afandi Setiawan (140412604153)
Frisca
Dwi Lorenza (140412600149)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Oktober 2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas izin dan rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pemeliharaan Arsip”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi matakuliah
Manajemen Kearsipan. Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk melatih
potensi meulis karya tulis sederhana dijenjang perguruan tinggi yang nantinya
akan lebih banyak tugas serupa dimatakuliah berbeda.
Dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah pada tugas selanjutnya. Semoga materi ini
sangat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu matakuliah Manajemen
Kearsipan yaitu Ibu Lifa Farida P, M.Pd dan semua yang turut membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Malang,
Oktober 2015
Penyusun,
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
BAB I.. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ........................................................................ 1
B. Tujuan
Penulisan ..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Ruang
Penyimpanan Arsip ..................................................... 2
B. Pemeliharaan
Arsip ................................................................. 3
C. Faktor
Perusak Arsip .............................................................. 5
D. Tindakan
Penyelamatan Arsip ................................................ 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
............................................................................. 12
B. Saran
....................................................................................... 12
Daftar Pustaka ............................................................................................ 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu usaha untuk menjamin keselamatan bahan
pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1971 pasal 3 adalah dengan melakukan pemeliharaan
arsip-arsipnya.
Pemeliharaan arsip
merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan karena bahan rekam yang digunakan
untuk membuat arsip terdiri dari beberapa komponen yang saling kontak antara
komponen yang satu dengan lainnya. Namun pemeliharaan arsip itu sendiri
tidaklah mudah karena banyaknya bahan atau media rekam arsip dan penyebab dari
kerusakan arsip itu sendiri.
Pada dasarnya keberadaan arsip tersebut sangat bergantung
pada tempat penyimpanan arsip. Sebuah ketersediaan informasi yang terdapat pada
arsip tidak akan berjalan dengan baik tanpa tersedianya tempat penyimpanan
arsip dengan tata ruang dan fasilitas fisik yang mendukung.
Untuk dapat melakukan
pemeliharaan arsip yang berdaya guna dan berhasil guna, terlebih dulu perlu
mengetahui asal-usul (jenis) bahan arsip
serta penyebab kerusakannya.
B.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari ruang penyimpanan arsip, alasan perlunya ruangan
penyimpanan arsip, dan macam-macam dari ruang penyimpanan arsip.
2. Mengetahui
bagaimana cara pemeliharaan arsip.
3. Mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan pada arsip.
4. Mengetahui
bagaimana cara agar dapat menyelamatkan arsip dari sebuah bencana.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
RUANG
PENYIMPANAN ARSIP
Pengertian
Ruangan Penyimpanan Arsip
Ruangan penyimpanan arsip
adalah suatu tempat atau gedung yang dikhususkan baik fisik bangunan nya maupun
letak bangunananya untuk menyimpan arsip-arsip dan ditangani oleh petugas arsip
yang professional.
Alasan
Perlunya Ruangan Penyimpanan Arsip
Ada banyak alasan
mengapa arsip perlu disimpan dalam ruangan tersendiri, diantaranya:
1.
Menjaga keamanan arsip dari segi fisik,
2.
Menjaga keamanan arsip dari segi
informasi, dan
3.
Menciptakan filling system (kegiatan
pengaturan arsip) yang teratur.
Macam-Macam
Ruangan Penyimpanan Arsip
Ruangan penyimpanan
arsip dibuat berdasarkan jenis arsip yang disimpan. Ada bermacam-macam ruang
penyimpanan arsip berdasarkan jenis arsip yang disimpan.
1.
Ruangan penyimpanan arsip kertas : menyimpan
arsip yang hanya berupa kertas. Cara khusus mengatur ruangan penyimpanan arsip
kertas, dengan cara membuat pintu-pintu dan jendela-jendala menghadap ke
selatan atau utara sehingga ruangan tidak menghadap langsung sinar matahari. Suhu
ruangan diatur sekitar 65˚C sampai 75˚C dan kelembaban 50˚ sampai 60˚. Arsip-arsip
dalam waktu yang dekat akan lapuk bila kelembaban melebihi 65˚. Serta jagalah
pula agar dinding, lantai ruangan penyimpanan tidak berlubang-lubang atau
retak.
2.
Ruangan penyimpanan arsip rekaman suara:
khusus untuk menyimpan arsip yang berupa piringan atau kaset. Cara khusus dalam
mengatur ruangan penyimpanan arsip rekaman suara yaitu dengan mengatur temperature
suhu antara 4˚C sampai 16˚C dan kelembab
40˚ sampai 60˚.
3.
Ruangan penyimpanan arsip rekaman
gambar: khusus untuk menyimpan arsip yang berupa foto –foto baik foto negatif
maupun foto positif. Suhu dalam ruangan penyimpanan arsip gambar berkisar 18˚C
sampai 21˚C dengan kelembaban 40˚.
4.
Ruangan penyimpanan arsip moving audio
visual: khusus untuk menyimpan arsip yang berupa pita film/video. Suhu dalam
ruangan penyimpanan arsip moving audio visual 18˚C sampai 22˚C dan kelembaban
55˚ sampai 60˚.
5.
Ruangan penyimpanan arsip elektronik:
menyimpan arsip yang berupa hardware dan software. Ruang penyimpanan arsip
elektronik ini harus terlindung dari medan magnet, debu atau panas yang
berlebihan serta suhu antara 11˚C sampai 22˚C dan kelembaban 45˚ sampai 65˚.
B.
PEMELIHARAAN
ARSIP
Yang dimaksud dengan
pemeliharaan arsip adalah usaha yang dilakukan untuk menjaga arsip-arsip dari
segala kerusakan. Kerusakan-kerusakan arsip dapat disebabkan oleh faktor dari
dalam maupun faktor dari luar.
Pemeliharaan
arsip meliputi kegiatan melindungi, mengatasi, mencegah dan mengambil langkah
dan tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan arsip berikut informasinya serta
menjamin kelangsungan hidup arsip dari pemusnahan yang sebenarnya tidak
diinginkan.
Wursanto
(1990:220) pemeliharaan arsip secara fisik dapat dilakukan sebagai berikut:
1.
Pengaturan Ruangan
Yang dimaksud dengan
ruangan dalam hal ini adalah ruangan penyimpanan arsip. Ruangan penyimpanan
arsip diatur sebagai berikut:
a)
Ruangan penyimpanan arsip jangan terlalu
lembab, dijaga agar selalu tetap kering. Mengatur suhu ruangan yaitu berkisar
65 dan kelembapan udara berkisar 50%-65%.
b)
Ruangan harus terang, sebaiknya
menggunakan penerangan alami yaitu sinar matahari.
c)
Ruangan harus diberi ventilasi
secukupnya.
d)
Ruangan harus terhindar dari kemungkinan
serangan api, air, serangga perusak arsip.
e)
Gedung penyimpanan arsip hendaknya bebas
dari tempat-tempat industry, sebab polusi udara sangat berbahaya bagi
kertas-kertas arsip.
f)
Ruangan penyimpanan arsip sebaiknya
terpisah dari ruangan kantor yang lain.
g)
Ruangan penyimpanan arsip hendaknya
disesuaikan dengan bentuk arsip yang ada didalamnya.
2.
Kebersihan
Kebersihan
yang dimaksud meliputi:
a)
Kebersihan Ruangan
Hendaknya ruangan dibersihkan
sekurang-kurangnya seminggu sekali, dibersihkan dengan alat penyedot debu.
Selain itu dilarang membawa makanan atau minuman serta merokok didalam ruangan
penyimpanan.
b)
Kebersihan Arsip
· Arsip
sebaiknya dibersihkan dengan penyedot debu
untuk menghindari debu beterbangan kemana-mana jika menggunakan
peralatan lain.
· Apabila
ditemukan arsip yang rusak karena dimakan serangga hendaknya dipisahkan dengan
arsip lainnya.
· Arsip
yang rusak bukan karena serangga hendaknya dipisahkan dari arsip yang lain
kemudian diserahkan kepada pihak yang berwenang untuk diperbaiki.
· Arsip
harus bersih dari karat.
3.
Tempat penyimpanan arsip
Tempat yang
dipergunakan untuk menyimpan arsip meliputi:
a) Rak
Arsip
Untuk menjaga keamanan rak dari
serangga dan sebagainya, dapat dilakukan usaha sebagai berikut:
·
Rak sebaiknya dibuat dari logam dan
dilengkapi dengan papan rak.
·
Jarak antara papan rak terbawah dengan
lantai kurang lebih 6 inci.
·
Rak kayu yang terbuat dari kayu
hendaknya diolesi di eldrin.
b) Lemari
Arsip
Lemari arsip merupakan tempat
penyimpanan arsip secara tertutup, sehingga arsip tidak berhubungan dengan
luar. Untuk menjaga arsip-arsip didalam almari dapat dilakukan usaha-usaha
sebagai berikut:
·
Lemari arsip harus sering dibuka untuk
menjaga tingkat kelembapan
·
Menyusun arsip-arsip didalam almari agak
renggang dan tidak terlalu rapat
·
Bila almari terbuat dari kayu hendaknya
di olesi dieldrin
·
Meletakkan kanfer didalam lemari arsip
C. FAKTOR-FAKTOR PERUSAK ARSIP
Pemeliharaan,
perlindungan dan perbaikan arsip-arsip dilakukan karena latar belakang (alasan)
adanya faktor yang dapat merusak arsip secara fisik dan dengan demikian pula
secara substantif, sebab jiwa wujud arsip secara fisik rusak maka isi informasi
dan data yang termuat di dalamnya pun mengalami kerusakan. Faktor-faktor yang
apat merusak arsip dapat diklasifikasikan menjadi dua:
1.
Faktor intrinsik
Yang dimaksud faktor
intrinsik arsip adalah penyebab kerusakan arsip yang berasal dari bahan-bahan
arsip itu sendiri. Berikut ini adalah bahan-bahan arsip yang menyebabkan
kerusakan:
a) Kertas
Arsip-arsip yang sebagian besar terdiri dari kertas
mempunyai sifat yang unik. Seperti apa yang kita ketahui bahwa kertas terjadi
dari suatu proses yang dibuat dari bahan-bahan seperti kapas, merang, kayu, dan
lain-lain.
Dari bahan apapun kertas itu dibuat, selulosa di
dalam kertas akan mengadung beberapa sifat, baik sifat pengawet maupun sifat
penghancur terhadap kertas itu sendiri. Air yang dipergunakan untuk proses
pembuatan kertas mungkin tidak bersih, demikian pula bahan-bahan yang
dipergunakannya seperti kanji, cuka, garam mineral, menimbulkan masalah-masalah
tersendiri yang harus diperhitungkan pula akibatnya. Mesin yang dipergunakan
dapat menimbulkan zat besi dalam kertas dan merupakan katalisator bagi zat asam
belerang yang ada di udara untuk membuat asam belerang. Hal-hal semacam ini
tidak hanya mengakibatkan reaksi kimia daripada elemen-elemen ini, akan tetapi
gelatin dan kanji juga merupakan bahan-bahan makanan yang menarik bagi serangga
dan bagi pertumbuhan berjenis-jenis bakteri.
b)
Tinta
Pada dewasa ini mesin
ketik merupakan alat tulis yang banyak dipergunakan. Hal ini sangat
menguntungkan bagi kelangsungan hidup arsip-arsip tersebut, terutama karena
tinta yang dipergunakan mempunyai sifat kekal. Tinta menjadi sumber
terbentuknya asam pada kertas, karena tinta dibuat dari bahan yang mengandung
unsur-unsur kimia yang akan merusak arsip.
c)
Pasta/lem
Pasta/lem yang
dipergunakan sebagai perekat juga mempunyai peranan yang meragukan dalam daya
tahan kertas. Lem biasanya dibuat dari
tepung gandum atau tepung beras. Akan tetapi sekarang ini telah dibuat alat
perekat sentetis terutama polyven acetate.
Dengan mengetahui
sifat-sifat organic dari material tersebut kita dengan segera dapat melakukan
usaha-usaha pencegahan terhadap musuh-musuh kerta yang mungkin menyerang. Oleh
karena itu, dalam penggunaan perekatpun harus dicarikan yang baik, jangan
menggunakan perekat yang dibuat dari getah arab ataupun celluloce tape dan
sejenisnya. Karena bahan yang terkandung didalamnya akan membuat kerusakan pada
kertas.
2.
Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik yang
dimaksud adalah penyebab kerusakan arsip yang berasal dari luar arsipnya itu
sendiri. Penyebab kerusakan arsip yang berasal dari luar adalah sebagai
berikut:
a)
Kelembaban
Kelembaban yang tidak
terkontrol akan memungkinkan beberapa akibat, seperti timbulnya jamur, kertas
menjadi lemah, dan pasta/lem bisa hilang. Agar tidak terjadi kerusakan yang
seperti itu, maka kita harus menormalkan kelembaban dengan menambahkan udara
panas atau dengan menggunakan panasnya listrik.
b)
Cahaya
Cahaya sinar matahari
apabila terkena kertas secara langsung akan membuat kertas itu menjadi berwarna
kekuningan, kecoklatan, rapuh dan kemudian menjadi rusak. Untuk menghindari
jatuhnya sinar matahari secara langsung sudah dijelaskan pada materi yang
sebelumnya.
c)
Debu
Debu bermacam-macam
asalnya, seperti dari kain, asap dan debu-debu yang dibawa oleh angina. Sekecil
apapun debu itu, tetap merupakan musuh kertas yang ganas, bahkan kulitpun dapat
rusak karena debu. Untuk menghadapi debu-debu ini dapat digunakan filter
electrostatic. Atau pasanglah jaring kawat yang halus pada pintu-pintu dan
jendela-jendela. Di samping berguna untuk menyaring udara yang masuk, juga
berguna untuk menahan masuknya berjenis-jenis serangga di dalam ruang
penyimpanan arsip.
d) Jamur
dan sejenisnya
Jamur dapat membusukkan
kertas, yang ditandai dengan wrna kuning, coklat, atau bintik-bintik hitam.
Jamur juga dapat melengketkan kertas sehingga kertas mudah hancur. Kegiatan
jamur cepat sekali dan tidak segera dapat terlihat oleh mata telanjang sehingga
jamur ini merupakan penghancur kertas yang sangat berbahaya. Jamur dapat
berasal dari zat perekat, dari unsur pembuatan bahan kertas, maupun debu yang
perkembangannya bisa dipercepat oleh pengaturan kelembaban dan temperatur udara
yang buruk.
e)
Rayap
Rayap biasa hidup di
dalam tanah tapi dapat menjangkau rak, perabot, atau tumpukan kertas melalui
celah-celah lantai dan dinding. Usaha untuk melindungi serangan rayap yang
paling tepat yaitu dengan mengadakan pencegahan; yakni dengan meniadakan
penggunaan kayu bangunan yang langsung bersentukan dengan tanah.
f)
Kecoa
Kecoa merupakan perusak
kertas yang terutama disekitar tempat bertelur. Kecoa sering sekali bertelur
diantara tumpukan kertas yang lembab dan gelap. Untuk melindungi arsip dari
kecoa ini bisa dengan memberikan kamper pada tempat penyimpanan arsip.
D.
TINDAKAN
PENYELAMATAN ARSIP
Kerusakan
dan Musnahnya Arsip karena Faktor Bencana Alam dan Manusia
Bencana dibedakan menjadi 2:
1.
Bencana
alam akibat peristiwa alam : gempa bumi, gunung berapi, gelombang tsunami,
angin topan, badai.
2.
Bencana
alam akibat ulah manusia
Factor manusia merupakan penyebab kerusakan arsip secara
langsung karena manusia (pengelola dan pengguna) kerap bersentuhan dengan
arsipnya sehingga berperan mempercepat kerusakan arsip, seperti:
a)
Ketidaktahuan
b)
Kelalaian.
Seperti saat pengguna arsip lupa untuk menyimpan arsip setelah digunaka dan
membiarkannya begitu saja. Sehingga arsip berkemungkinan untuk rusak seperti
tertumpahan minuman atau lain sebagainya.
c)
Kesengajaan
seperti mencoret-coret arsip dengan sengaja.
Metode Perlindungan Arsip Vital
Proteksi Arsip Vital. Memproteksi
arsip vital, yaitu suatu tindakan preventif yang berupa mencegah dan
menghindari fisik dan informasi arsip vital dari ancaman kerusakan yang
disebabkan oleh berbagai factor kerusakan arsip, terutama terkait dengan adanya
bencana karena merupakan peristiwa yang tidak terduga.
Beberapa
kriteria dalam melakukan proteksi arsip vital:
1.
Memprioritaskan
fisik arsip vital agar tetap utuh
2.
Informasi
arsip vital tersimpan pada setiap satuan unit kerja yang senantiasa
memanfaatkan arsip tersebut
3.
Mudah
melakukan pemulihan terhadap arsip vital bila terjadi bencana
4.
Apapun
tingkat perkembangan arsip vital, tetap diperlakukan secara khusus.
Beberapa
cara proteksi arsip vital adalah:
1.
Duplikasi
(duplication) merupakan salah satu cara untuk membuat salinan arsip aslinya
serta mengantisipasi keberadaan arsip yang hilang. Duplikasi dapat dilakukan dalam
bentuk media lain selain kertas, seperti
microfilm, microfiche, dan rekaman magnetic.
2.
Pemencaran
(dispersal) → disarankan berjarak kurang dari 5 mil, dengan asumsi bencana tidak
diharapkan terjadi di lokasi berbeda. Ada 2 cara pemencaran:
a)
Existing
dispersal → telah diprogramkan sehingga saat duplikasi sudah diketahui jumlah
atau lokasi penyimpanan, arsip yang disimpan di lokasi lain (desentralisasi)
merupakan bagian dari suatu prosedur yang telah diprogramkan oleh organisasi.
b)
Improved
dispersal → dibuat akibat adanya situasi atau kebutuhan organisasi sehingga
penambahan duplikasi dapat terjadi di luar rencana/program terutama pada lokasi
terpisah (desentralisasi)
3.
Pemindahan
(transfer). Sumber asli arsip dipindahkan ke lokasi penyimpanan arsip vital (
record centre), biasanya yang dipindah adalah arsip vital inaktif.
4.
Peralatan
khusus ( vaulting) merupakan sarana penyimpanan yang tahan api, tahan air,
serta tahan benturan keras sehingga memberikan perlindungan dari bahaya
(hazards), terbuat dari besi ( vaults), jika perlu berada dalam lokasi ruang
bawah tanah.
5.
Penyimpanan
di pusat arsip (records centre) :
a)
Terdapat
di lingkungan organisasi
b)
Terdapat
di luar lingkungan organisasi
·
Records
center merupakan tempat penyimpanan arsip-arsip inaktif yang berasal dari
unit-unit kerja dalam suatu organisasi dan biasanya jangka waktunya lama dan
merupakan suatu bangunan yang umumnya di desain secara khusus dan di konstruksi
untuk menyimpan arsip inaktif dengan biaya yang murah dan memberikan layanan
arsip sebelum dimusnahkan untuk menjamin keamanan fisik dan informasinya.
·
Pengamanan
arsip vital memiliki sasaran bagaimana suatu organisasi mampu menjamin
kerahasiaan informasi arsip vital, mampu menyediakan informasi yang tepat dalam
waktu yang cepat serta mencegah upaya akses yang tidak berwenang terhadap
informasi arsip vital
·
Tujuan
program proteksi arsip vital adalah untuk mencegah kerusakan dan musnahnya
arsip sebelum terjadinya bencana
Bentuk-bentuk metode pemulihan arsip vital :
1.
Vacuum
freeze drying ( VFD) merupakan proses yang dilalui bahan-bahan arsip (kertas) untuk
dibekukan dan dikeringkan dalam ruang yang bersuhu tinggi. Memerlukan sarana
khusus&langka, baru dimiliki 4 negara, tmasuk jepang
2.
Vacuum
drying merupakan sarana untuk memproses kertas-kertas basah yang tidak
ditempatkan dalam sebuah ruangan yang memungkinkan munculnya cairan atau embun.
3.
Freezing
merupakan proses pembekuan, digunakan untuk mengurangi bahaya kerusakan akibat
adanya partikel es dan merupakan tahap perantara sebelum dipindahkan ke VFD.
4.
Air
drying merupakan pengeringan udara, hanya dapat dilakukan dalam kondisi
lingkungan yang stabil sehinga mampu mencegah tumbuhnya lumut.
Pemulihan
arsip akibat bencana kebakaran:
1.
Menggunakan
alat yg digerakkan secara manual/hastawi
2.
Menggunakan
forklift bardaya gas bukan listrik
3.
Melarang
penggunaan alat pemanas(portable), mesin poto kopi, baterai, sumber api lain
4.
Melarang
penyimpanan bahan kimia, minyak atau cat
5.
Melerang
merokok/ menyediakan asbak
6.
Membatasi
ruang penyimpanan arsip plg sedikit 30 cm dari sumber cahaya terdekat
Perlindungan Arsip Vital Non Kertas
1.
Proteksi
Dan Pelestarian Arsip Vital Elektronik
Program
proteksi arsip vital elektronik memiliki problem khusus sejak awal penciptaan
arsip karena terkait dengan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap
perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan.
2. Beberapa metode proteksi arsip vital
elektronik, antara lain:
a)
Metode
rekaman data. Setiap arsip vital elektronik direkam pada beberapa media
tertentu dan dilakukan secara periodik mengingat sarana apapun yang digunakan
untuk merekam data elektronik itu tidak terlalu lama, bahkan menurut National
Bureau of Standar, hanya mampu menyimpan tidak lebih dari 7 tahun.
b)
Microforms
sebagai sumber cadangan (bac up source) merupakan salah satu media terbaik,
masa simpan lebih lama, ruang penyimpanan terbatas.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebuah arsip kebanyakan
menggunakan media konvensional, namun dengan perkembangan jaman arsip bisa
berupa gambar, rekaman, audio visual. Arsip kertas maupun non kertas terbuat
dari beberapa bahan/komponen yang kurang mendukung dalam upaya pelestarian
arsip tersebut karena kebanyakan bahan-bahan yang digunakan mengandung asam,
sehingga mudah rusak karena faktor alam. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemeliharaan agar arsip tetap dapat dilestarikan.
Cara memelihara arsip
bermacam-macam disesuaikan dengan media/bahan arsip, dan tingkat kerusakan.
Selain itu juga perlu diperhatikan faktor penyebab dari kerusakan arsip
tersebut. Pemeliharaan arsip hendaknya tetap memperhatikan prinsip efisiensi
dan efektifitas.
B.
Saran
Dengan adanya
penjelasan di atas diharapkan dalam penyimpanan sebuah arsip atau dokumen dapat
berjalan lebih baik lagi. Arsip-arsip yang disimpan akan lebih terawat karena
dari penjelasan di atas sudah dijelaskan cara memelihara arsip, faktor yang
menyebabkan kerusakan arsip serta cara bagaimana menyelamatkan arsip dari
bencana.
DAFTAR
PUSTAKA
Barthos, Basir. 2013. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Bumi Aksara.
Saputra, I Nyoman. 2009. Buku Ajar Manajemen Kearsipan. Malang: Universitas Negeri Malang,
Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen.
Rahmawati, Arif. 2014. Pengelolaan Arsip Vital. (Online) http://arifrahmawati21.blogspot.co.id/2014/11/pengelolaan-arsip-vital.html. di akses pada tanggal 20 Oktober 2015.
Langganan:
Postingan (Atom)